FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN
EKOLOGI
TANAMAN
HIDAYAT
INSAD
13.01.04.0010
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
TAHUN AKADEMIK
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya
jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible(tidak dapat
mengecil kembali). Pada tumbuhan ber sel 1 terjadi penambahan besar sel,
sedangkan pada tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan
ukuran sel. Pada proses perkecambahan, ada 2 tipe perkecambahan :
Epigeal(Perkecambahan dimana kotiledon berada di atas tanah) dan
Hipogeal(Kotiledon tetap berada di dalam tanah).
Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas.
Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari
cirri-cirinya, contohnya Spermatophyta bila sudah berbunga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
ada 2, yaitu Faktor Eksternal dan Faktor internal.
Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan dari luar, meliputi : nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban,
oksigen, dll.
Faktor Internal adalah faktor dari dalam, meliputi : gen dan hormone.
1.2 Rumusan Masalah
· Apa pengertian pertumbuhan dan
perkembangan?
· Apa saja faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
· Bagaimana pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan?
1.3 Tujuan
Tujuan di
buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan,
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan dan bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
PERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau
organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. PERKEMBANGAN
adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara
kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan
bersifat irreversible.
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan
diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina
dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan
terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah
perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat
2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi
sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio
memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
2.
Pertumbuhan Sekunder
Merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan
membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan
1.
Faktor Internal
Faktor dalam (internal) merupakan
faktor yang berasal dari dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-faktor
yang termasuk ke dalam faktor dalam (internal) antaran lain sebagai berikut :
a.
Gen
Gen merupakan sifat yang tidak
tampak dari luar. Gen terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam
makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan,
sehingga sifat yang dimiliki oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya.
Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang.
Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang.
b.
Hormon
Hormon merupakan senyawa organik
pada manusia, sebagian hewan dan tumbuhan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar
endokrin yang merupakan kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi reproduksi,
metabolisme, serta perumbuhan dan perkembangan.
Hormon pada tumbuhan
Hormon yang tedapat yang
mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan diantaranya yaitu:
·
Auksin
Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan
dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas
batang dan daun), ujung akar daun muda, bunga, buah dan kambium. Jika hormon
auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh
(xilem dan Floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan memanjangkan sel-sel
jaringan batangnya.
Hormon auksin di produksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu di angkut oleh
jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi
bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul dibawah
permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan dibawah permukaan batang
tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel diatas permukaan batang. Hal ini
disebabkan karena hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar matahari dan
akan merusak auksin dan auksin tersebut akan menghambat pertumbuhan.
Selain berfungsi sebagai merangsang perpanjangan sel-sel batang dan
memperhambat pemanjangan sel-sel akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan
akar samping (lateral)dan akar serabut yang berfungsi sebagai penyerapan air
dan mineral, mempercepat pembelahan sel-sel titik tumbuh kambium akar dan
batang, menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi jaringan berkas angkut
xilem dan merangsang terjadinya pembentukan bunga dan buah.
Jenis Hormon
|
Fungsi
|
Tempat Diproduksi
|
Auksin
|
Mendorong
perpanjangan batang, pertumbuhan akar, differensiasi sel dan percabangan,
pertumbuahan buah, dominasi epikal, fototropisme, geotropisme.
|
Dihasilkan
pada embrio dalam biji, meristem batang dan daun daun muda.
|
·
Giberelin
Secara alami hormon giberelin terdapat pada buah dan biji saat berkecambah.
Giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama dengan hormon auksin, akan
tetapi fungsinya sedikit berbeda dengan giberelin . fungsi gibrelin adalah membantu
pertumbuhan tunas/embrio, menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Hal
ini terjadi apabila giberelin diberikan kepada bunga maka buah yang terbentuk
menjadi buah tak berbiji dan sangat mempengaruhi pemanjangandan penambahan sel.
Jenis Hormon
|
Fungsi
|
Tempat Diproduksi
|
Giberilin
|
Mendorong
pertumbuhan tinggi tanaman, mempengaruhi perpanjangan sel dan pembelahan
sel.s erta pertumbuhan pada akar daun dan bunga serta buah.
|
Di produksi
oleh meristem batang, meristem akar, daun muda dan embrio.
|
·
Sitokinin
Ada dua jenis hormon sitokinin, yaitu zeatin (merupakan sitokinin alami yang
terdapat pada biji jagung) dan kitenin yang merupakan sitokinin buatan.
Fungsi sitokinin adalah untuk merangsang pembelahan sel, memperkecil dominasi
apaikal, mengatur pembetukan bunga dan buah, menghambat proses penuaan. Efek
sitokinin berlawanan dengan auksin pada tumbuhan. Contoh, jika sitokinin banyak
diberikan maka akan bayak tumbuh tunas, tetapi jika diberikan sedikit akan
terbentuk banyak akar. Hal ini terjadi karena sitokinin dapat menghentikan
dominasi pertumbuhan kuncup atas (apikal) dan merangsang kuncup samping
(lateral).
·
Asam absisat
Merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yang
kerjanya berlawanan dengan auksin dan giberelin, dengan jalan memperlambat
kecepatan pembelahan dan pembelahan sel. Asam absitat akan aktif pada saat
tumbuhan pada kondisi yang kurang baik, karena pada saat tumbuhan mengalami
kondisi yang kurang baik, misalnya kekurangan air d musim kering, maka tmbuhan
tersebut mengalami dormansi yaitu daun-daunyaakan digugurkan dan yang
tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi
pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, dan menyebabkan stomata
tertutup, sehinga penguapan air berkurang dan keseimbangan air dalam tubuh
tumbuhan terpelihara sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang
menyebabkan tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan
dan pembesaran sel-sel tunasnya.
Fungsi asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan
pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh, seperti pada pengguguran daun dan mendorong
dormansi biji agar tidak berkecambah.
Jenis Hormon
|
Fungsi
|
Tempat Diproduksi
|
Asam
Absisat
|
Menghambat
pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menunda pertumbuhan.
|
Disintesis
pada daun, buah, batang dan biji.
|
·
Gas Etilen
Gas etilen adalah gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah
menjadi matang. Jika buah tua yang masih berwarna hijau disimpan dalam tempat
tertutup dan dibiarkan beberapa hari, akhirnya menjadi matang dan berwarna
kuning sampai merah. Hal ini di karenakan keluarnya gas etilen.
Fungsi etilen adalah menyebabkan bah menjadi masak, menyebabkan batang menjadi
kokoh dan tebal, dapat memacu pembuangan, yang bekerja sama dengan auksin dan
bersama giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan pada
tumbuhan berumah satu.
Jenis Hormon
|
Fungsi
|
Tempat Diproduksi
|
Gas Etilen
|
Mendorng
pemasakan buah dan menyebabkan penebalan pada batang.
|
Diproduksi
oleh jaringan buah masak, diruas batang dan jaringan tua.
|
·
Asam Traumalin
Asam traumalin di sebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka tumbuhan akan
merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu
mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut.
Jenis Hormon
|
Fungsi
|
Tempat Diproduksi
|
Asam
Traumalin
|
Mampu
memperbaiki kerusakan atau regenerasi sel pada luka yang terjadi pada tubuh
tumbuhan baik pada daun, batang ataupun akar.
|
·
Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan,
di antaranya:
1.
Rhizokalin,
dapat memacu pertumbuhan akar
2.
Kaukalin, dapat
memacu pertumbuhan batang
3.
Fitokalin,
dapat memacu pertumbuhan daun
4.
Anthokalin,
dapat memacu pertumbuhan bunga.
Jenis Hormon
|
Fungsi
|
Tempat Diproduksi
|
Kalin
|
Hormon
yang mempengaruhi pembentukan organ pada tumbuhan
|
2.
Faktor
Eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan yang
mempengaruhi pertumbuhannya. Faktor eksternal diantaranya yaitu:
a.
Cahaya /Sinar
Matahari
Pada dasarnya mahluk hidup
memerlukan sinar matahari begitupun dengan tumbuhan. Karena sinar mata hari
merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses berlangsungnya fotosintesis
didalam daun tumbuhan hijau. Dari proses fotosintesis akan dihasilkan zat
makanan yang sangat berpengaruh terhadap pembelahan sel pada pertumbuhan
tanaman.
b.
Suhu
(temperatur)
Setiap proses pertumbuhan selalu
dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Agar pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan optimal, maka diperlukan adanya suhu ideal yang disebut temperatur
optimum.
c.
Kelembapan
udara
Kelembapan udara di sekitar
tumbuhan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
tersebut. Umumnya tanah dan udara di sekitar yang lembab (airnya cukup) akan
sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada
kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air
semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan
pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum.
d.
Air dan unsur
hara tanah
Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan
karena tidak mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang tanpa air. Air
memiliki fungsi bagi tumbuhan diantaranya:
· Fotosintetis
· Mengedarkan hasil fotosintesis
keseluruh bagian tumbuhan
· Sebagai pelarut inti sel dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan
· Menentukan proses transportasi unsur
hara yang ada didalam tanah
· Berperan dalam proses metabolisme
sel.
Jika tumbuhan mengalami kekurangan
unsur hara maka pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami gangguan atau
hambatan.
Unsur hara atau nutrisi dalam
jumlah banyak yang di butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di
sebut unsur makro, misalnya karbon, oksigen , nitrogen, hidrogen, sulfur,
fosfor, kalsium, dan magnesium. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit unsur mikro, misalnya besi, klor, mangan, boron, seng tembaga, dan
nikel.
e.
Derajat
keasaman
Derajat keasaman atau PH tanah
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK),
agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini di tambahkan
keasaman dengan pengapuran.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan terdiri atas pertumbuhan primer dan pertumbuhan skunder.
1.
Pertumbuhan
primer
Terbentuknya bunga, dimulai dari
alat kelamin betina atau putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi
oleh alat kelamin jantan atau benang sari yang mengandung sel sperma dan
akhirnya membentuk lembaga atau zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini
mengalami proses perkembangan yang ditandai dengan adanya periode perlambatan
pertumbuhan atau tidak ada sama sekali pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak
mengalami perubahan atau tidak mengalami pertambahan ukuran panjang.
Proses perkembangan zigot dimulai
dari sel induk yang membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid,
artinya satu sel besar dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel
besar. Selanjutnya sel haploid itu menyusun atau mengumpulkan energi dari
zat-zat makanan untuk melakukan pembelahan berikutnya secara mitosis.
Pembelahan mitosis sebenarnya adalah
awal dimulainya proses pertumbuhan embrionik yang ditandai dengan adanya
periode percepatan pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap secara
cepat dan terus menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, enam
belas sel dan seterusnya, sehingga terjadi penambahan/pemanjangan ukuran
selnya. Selanjutnya membentuk kumpulan atau kelompok yang tumbuh menjadi embrio
atau jaringan meristem atau jaringan embrional, kemudian jaringan meristem ini
tumbuh dan berkembang menjadi kecambah hingga dewasa.
a.
Pertumbuhan
pada embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio pada tumbuhan sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan
merupakan permulaan atau awal pertumbuhan embrio didalam biji. Biji yang
berkecambah dapat membentuk planula karena didalamnya mengandung embrio. Embrio
atau lembaga mempunyai tiga bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon
(daun lembaga), kaulikalus (batang lembaga).
Pada
perkecambahan ada dua jenis :
·
Perkecambahan epigeal
Hipokotil tumbuh memanjang yang
mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga
kotiledon terdapat diatas tanah.
·
Perkecambahan hipogeal
Terjadinya pertumbuhan memanjang
dari epikotil sehingga menyebabkan plumula dan menembus pada kulit bijinya yang
nantinya akan muncul diatas tanah, sedangkan kotiledonya masih didalam tanah.
b.
Pertumbuhan
pada ujung akar
Setelah proses perkecambahan, akan
terbentuk tanaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh
aktivitas dari jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan
meristem primer ini terdapat pada ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan
bertambah tinggi atau panjangnya tanaman.
Pada akar terdapat daerah pembelahan
sel, daerah ini terdapat dibagian ujung. Sel-sel pada daerah ini aktif membelah
dan sifatnya tetap meristematik. Dibelakang daerah pembelahan merupakan daerah
yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk membesar dan memanjang, daerah ini
dinamakan daerah pemanjangan sel.
Setelah sel-selnya membelah dan
memanjang maka sel-selnya akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki
struktur dan fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi
. kemudian sel-sel dibelakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi
menjadi jaringan-jaringan akar yaitu epidermis, korteks, endodermis dan
silinder pusat.
c.
Pertumbuhan
pada ujung batang
Sama halnya dengan akar, pada ujung
batang juga terdapat titik tumbuh. Titik tumbuh batang dilindungi oleh balutan
bakal daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama halnya dengan terjadi pada
akar, yaitu terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan dan
daerah diferensiasi.
Pada ujung batang di titik tumbuh
(meristem apikal) terdapat bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih
lambat dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan
melengkung di atas titik tumbuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya
akan tumbuh membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tambak.
Pada daerah diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis,
korteks, dan silinder pusat.
Setelah pertumbuhan tanaman muda
sehingga mencapai tanaman dewasa, proses pertumbuhan tanaman menjadi melambat
atau disebut periode perlambatan yang ditandai dengan pertumbuhannya menjadi
melambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi pertumbuhan. Pada periode
tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa perkembangannya menuju
tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya penambahan panjang atau
ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada kedewasaannya.
Ciri-ciri suatu tumbuhan dikatakan
dewasa yaitu ditandai dengan terbentuknya bunga. Pada bunga inilah terdapat ala
kelamin betina berupa putik maupun ala kelamin jantan yaitu benang sari yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan suatu tumbuhan. Setelah terjadi
persarian (penyerbukan), putik oleh benang sari akan dihasilkan buah berbiji
dan biji inilah yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
2.
Pertumbuhan
Sekunder
Setelah mengalami pertumbuhan
primer, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan skunder hanya
terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Pada tumbuhan dikotil, selain
terdapat jaringan meristem primer juga terdapat jaringan sekunder. Pertumbuhan
skunder terdapat pada jaringan meristem sekunder berupa kambium gabus
atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah bagai perlindungan terhadap tumbuhan
skunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah besar ukurannya.
Pada awal pertumbuhan, kambium hanya
terdapat pada jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler
atau kambium vasis, kambium ini dapat tumbuh ke arah yang berlawanan, yaitu
yang kearah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh dalam akan menjadi floem.
Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berbeda di antara
kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang di
sebut kambium itervaskuler.
Di dalam perkembangannya, kambium
intervaskuler akan tersambung dengan kambium intravaskuler. Yang membentuk
suatu lingkaran konsentrik, bentuk lingkaran konsentrik pada tumbuhan dikotil
sering disebut dengan lingkaran tahun.
Metagenesis Pada Tumbuhan
Metagenesis merupakan pergiliran
daur hidup antara generasi generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua
generasi ini berbeda morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita
lihat dengan jelas yaitu pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki
generasi generatif yang disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut
sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
BAB III
PENUTUP
Pertumbuhan adalah suatu proses
penambahan jumlah dan volume sel pada makhluk hidup yang bersifat kuantitatif
dan irreversible, sedangkan perkembangan adalah suatu proses menuju tingkat
kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi Gen dan Hormon, sedangkan faktor eksternal meliputi cahaya,
suhu, kelembapan udara, air dan unsur hara tanah, derajat keasaman.
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan terdiri dari pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Sedangkan
pada hewan terdiri dari pertumbuhan embrionik dan pasca embrionik. Kemudian
pada saat hewan dan tumbuhan dewasa, maka selanjutnya akan mengalami pergiliran
generasi yang disebut Metagenesis.
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, Dan dan B. S. Purwoko. 2010. Pengaruh Bahan Perbanyakan Tanaman
dan Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Tanaman Binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis). J. Hort Indonesia, 2 (1): 6-13.
Budiyani, F. B., K. Suwartimah, dan Sunaryo. 2012. Pengaruh Penambahan Nitrogen
dengan Konsentrasi yang Berbeda terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Caulerpa
racemosa var. uvifera. Journal Of Marine Research, 1 (1): 10-18.
Darmawan, Januar dan S. J. Baharsjah. 1998. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: SITC.
Mulyani, Sri E. S. 2006. Anatomi
Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar